Tuesday, March 1, 2016

Kepercayaan

Aku akan bercerita sedikit tentang hari ini.
Sebenarnya aku termasuk tipe orang yang jarang atau sungkan menceritakan keluh kesah tentang masalah ke teman-teman, sahabat, atau orangtua. 
Aku lebih memilih untuk menyimpan rapat-rapat. 
Aku tahu itu tidak akan bagus buat psikologis bahkan buat fisik. Berdasarkan pengalaman, walau sudah kukatakan ini rahasia dan kamu gak boleh cerita ke siapapun.. Pasti ujung-ujungnya bakal kesebar juga. Dan itu aib.
Lega sih memang, tapi kebanyakan mereka hanya menjadi pendengar bukan pemecah solusi. Well, aku selalu malas buat cerita.
Tadi, aku menyampaikan uneg-uneg tentang teman kepada salah satu rekan wanita. Sebelumnya aku pikir matang dan hampir tidak jadi. Dia kan temannya, dia kan dekat dengannya, dia kan... Banyak alasan. Terlebih lagi dia seorang perempuan. Ya, tidak menjamin sih kalau dia seorang laki-laki. Lalu aku bertanya lagi pada diri sendiri kira-kira dia bisa menjaga rahasia ini gak ya? 
Setelah itu aku ceritakan semua. Dia merasa bersalah pada temanku, karena dia pikir gara-gara dia, temanku tidak bareng denganku. Aku tau dia juga menyalahkanku namun hanya diam.
Hening.
Aku jadi gak nafsu makan ve, ujarnya. Dia langsung bete dan yah diam. 
Hmm.. Aku jadi merasa bersalah juga pada kedua orang ini. Awalnya aku hanya mencurahkan agar lega namun malah bikin tambah runyam masalahku sendiri. 
Dan tiba saatnya dia berkata 'aku kecewa, jujur aja daripada aku ngomong di belakang. Aku kecewa.. Tapi tenang aja aku gak pemarah, paling gak lama marahnya' 
I felt so 😖.
Aku bingung, mungkin harusnya dipendam saja. Harusnya aku bisa mengambil keputusan sendiri. 
Aku hanya berharap dia tidak membeberkan rahasiaku.

0 comments:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Copyright © Imajiner Avicenna | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑